Yakinkah Kamu ?

Parc-du-Champs-de-Mars
Di kaki Menara Eiffel, aku bersujud
Di antara bunga-bunga mungil yang akan berkembang
Taman asri berseri menghampar
Luas sungguh KuasaMu
Hingga aku Kau perkenankan menginjak rerumput ini
Meski tak jua ingin menuju puncaknya yang tertinggi.
Bagiku,
Berada di antara empat kaki kokoh ini sudahlah tinggi
Tapi,
Inikah analogi itu ?
Hanya sampai di sini
Tiga luna ini hanya semu
Tak mencapai puncak, cukup di sini sajakah?
Kemana segala rasa bahagia itu ?
Kemana langkah ucap cintamu ?
Kenapa tak sampai? Kenapa tak?
Apakah begitu ?
Apakah kau yakin begitu ?
Cintamu hanya mencipta seluas noda di wajahku?

Seine, 2003



Kakiku Terseok, Terjatuh Mengikuti Langkahmu

Tanganmu menggenggam erat jari jemariku
Memainkannya hingga terasa sakit ujung jariku
Butir-butir salju masih berjatuhan, berhamburan
Endapan salju di jalanan telah berubah menjadi es
Malam hari kau ajak aku melihat film-film tua hitam putih di Trocadéro
Terengah-engah aku berlari-lari kecil, menghindari lempengan licin salju beku di trotoar
Serta tai anjing di sudut sana dan sudut sini
Kakimu begitu lebar dan panjang melangkah
[Aku ingin memiliki langkahmu…]
Tanganku tak lepas olehmu, tergenggam erat
Sementara nafasku menderu, memburu
Asap tubuh berhamburan dari hidung dan bibirku
Nafasku begitu dingin pias
Aku tak kuasa, terpeleset…
Sepatuku tak bergigi, menggelincir di antara lapisan es
Aku menggapai, kau melepas tanganku,
Meninggalkan aku…dan berlari jauh

Trocadero, 2003



Solitaire

Sunyi, sepi, sendiri
Bilah-bilah lantai kayu mahoni di apartemenku tak mampu menemaniku. Coklat berkilau kusuka.
Kubayangkan gelak tawamu meluncur
di antara hamparan putih salju di pegunungan sana.
Bersama orang-orang yang mencintaimu
Saat hadirku baru dua minggu di sini
Aku mulai mempertanyakan dirimu
Kugosok embun kabut malam di jendela tua ini
Bayang wajahmu begitu jauh
Selimut telah membeku
Sebeku angin yang menampar wajahku
Lalui daun jendela kamarku yang tiba-tiba terbuka
Dingin
Kehadiranku mulai tak berarti
Paris hanyalah sepenggal kota wisata. Aku hanya di ujung jalan kesia-siaan
[Ingin aku berlari menjemputmu, merengkuhmu dan mendekapmu. Tak boleh pergi, kasih. Lihat nafasku telah penuh dengan cinta, cinta yang kau ulurkan.. Teguhkan niatmu…Kenapa tanganmu tak sanggup memegangnya ?]


Mouton-Duvernet, 2002

No comments: